Gambar 1 : Sate Klathak
Biasanya kalo ke Jogja, kami lebih memilih ke tempat wisata dibandingkan wisata kuliner. Lebaran kemarin kami pun menyempatkan mencoba sate yang membuat saya penasaran karena namanya yang unik, yaitu Sate Klathak.
Gambar 2 : Sate Bumbu
Awalnya kami berniat mencicipi Sate Klathak Pak Bari. Ternyata sate tersebut baru buka sore hari. Alhasil, kami yang kelaparan di siang hari bolong pun mencari alternatif lain dan bertemu dengan Sate Klathak Mak Adi.
Dari jauh, warung ini sudah tampak padat pengunjung. Tapi karena jam makan siang sudah lewat, kami pun memutuskan untuk tetap berhenti di warung tersebut.
Pegawai yang minim dengan pengunjung yang luar biasa banyak, membuat antrian makan semakin lama. Kami pun baru dapat menikmati makan siang setelah menunggu selama lebih dari 1 (satu) jam.
Namun, penantian panjang kami terbayar dengan nikmatnya rasa Sate Klathak yang disajikan pada kami.
"Ini kalo gak buru-buru, rasa satenya pasti lebih enak dan lebih empuk", ujar suamiku. "Buru-buru aja udah enak, apalagi enggak", balasku.
Saat membayar pun tidak begitu menguras kantong. Kami memesan 3 sate klathak, 2 sate bumbu, 2 jeruk hangat, 2 teh panas, 4 kerupuk dan 2 jangek, total bayar tidak sampai 200 ribu rupiah. Cukup terjangkau, bukan?
TKPnya di Jln. Imogiri Timur, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta
No comments:
Post a Comment