Total Pageviews

Tuesday, September 23, 2014

IDE : Modifikasi Listrik Pintar

Tulisan ini sengaja saya buat untuk Perusahan tempat saya bekerja yaitu PT PLN (Persero) dan juga sebagai tiket untuk mengikuti kontes blog yang bertema #IdeKUUntukPLN, yang diadakan oleh PLN bekerja sama dengan www.blogdetik.com



Seperti yang kita ketahui semua bahwa PT PLN (Persero) adalah satu-satunya perusahan listrik milik Negara Kesatuan Republik Indonesia. PLN masih menjadi milik pemerintah sesuai dengan bunyi Pasal 33 UUD 1945.

Produk hasil inovasi terbaru dari PLN saat ini adalah listrik pintar. Melalui listrik pintar, PLN menawarkan Kemudahan, Kebebasan dan Kenyamanan dalam mengendalikan sendiri penggunaan listrik sesuai kebutuhan dan kemampuan pelanggan.

Listrik pintar atau yang biasa disingkat lispin merupakan solusi isi ulang dari PLN, yang cara menggunakannya mirip seperti pulsa isi ulang pada telepon seluler. Yaitu pertama-tama pelanggan harus membeli pulsa (voucher/token) listrik isi ulang yang terdiri dari 20 digit nomor yang dapat diperoleh melalui gerai ATM sejumlah bank, melalui Alfamart, Indomaret, Pos Indonesia ataupun loket-loket pembayaran tagihan listrik online.

Kemudian 20 digit nomor tadi dimasukkan (diinput) ke dalam kWh Meter Khusus yang disebut dengan Meter Prabayar (MPB) dengan bantuan keypad yang sudah tersedia di MPB lalu tekan enter. Maka seketika akan tampil jumlah kWh yang telah kita beli.

Jika energi listrik yang tersimpan pada MPB sudah hampir habis, maka MPB akan memberi sinyal awal agar segera melakukan pengisian ulang. Jika hal ini tidak dilakukan hingga energi listrik benar-benar habis, maka rumah akan gelap gulita.

Dengan adanya lispin ini pelanggan dapat mengetahui secara persis penggunaan listrik di rumah secara real time, setiap saat atau kapan saja.

Jadi kendali penggunaan listrik sungguh di tangan pelanggan.

Dengan produk yang sudah begitu hebat saya sebagai pegawai dan juga sebagai pelanggan PLN tentunya mengharapkan sesuatu yang lebih luar biasa lagi dari satu-satunya perusahaan penyedia listrik di Indonesia tercinta ini.

Entah bagaimana cara persisnya, saya terkadang ingin agar pengendalian penggunaan listrik ini tidak hanya dapat dilihat pada saat di rumah tapi juga dapat diupdate di mana saja dan kapan saja. Contohnya seperti layaknya layanan mobile banking, saya harap saya dapat mengakses pemakaian listrik saya. 

Saya berandai-andai lispin dapat dibuat mobile application-nya, di mana ada menu-menu sebagai berikut :
1. Informasi atau status jumlah kWh terkini (kWh tersisa)
2. Pembelian kWh terakhir
3. Jumlah kWh yang telah dipakai baik dalam minggu maupun bulan, sehingga hal ini dapat membantu pelanggan dalam mengevaluasi penggunaan energi listriknya
4.  Pembelian pulsa/voucher/token isi ulang
5. Alarm/pengingat kWh yang hampir habis
6. Transfer pulsa/voucher/token isi ulang, maksudnya pulsa milik sendiri yang masih banyak dapat ditransfer ke pulsa milik orang lain yang dikehendaki

Setelah mobile application, akan lebih baik lagi jika pengendalian penggunaan listrik juga dapat diakses menggunakan fasilitas internet dengan alamat home www.pln.co.id. Contoh alamat web-nya www.pln.co.id/lispin. Dari situ kita dapat memilih menu-menu yang tersedia dengan pilihan kurang lebih seperti yang ada pada mobile application.

Dengan adanya aplikasi berbasis internet yang di-connect ke web PLN, maka akan banyak pelanggan secara tidak langsung membaca informasi yang terdapat dalam lama PLN. Dan hal itu juga secara tidak langsung membuat pelanggan lebih dekat maupun mengenal lebih dalam tentang PLN.

Baiklah, seperti itulah kira-kira sedikit IDE saya untuk perusahaan tempat saya mencari nafkah selama kurang lebih lima tahun ini.

Semoga PLN menjadi perusahaan yang lebih baik lagi, baik dalam hal pelayanan kepada pelanggan maupun dalam hal berinovasi.


Monday, September 22, 2014

Experiences in some Airlines

1. Garuda Indonesia
My first flight is with no. 1 Indonesia's airline. Tentunya maskapai ini tidak memang begitulah adanya, memang menjadi yang terbaik di antara maskapai lain. Selama terbang dengan Garuda Indonesia, saya mendapat pelayanan yang begitu baik. Pramugarinya ramah-ramah, senyum pramugarinya tak kunjung pudar sejak masuk pesawat hingga keluar dari pesawat. Selama dalam penerbangan pun saya disuguhkan makanan dan minuman gratis yang rasanya so yummy. Pada saat promo biasanya harga tiket penerbangan maskapai ini tidak berbeda jauh dengan maskapai lain. Perlu dicatat bahwa harga tiket Garuda Indonesia sudah termasuk Airport Tax. Untuk jadwal penerbangan pun maskapai ini termasuk maskapai yang tidak molor jam terbangnya. Biasanya penerbangan mengalami delay hanya karena faktor keamanan yaitu faktor cuaca yang tidak memungkinkan untuk terbang. Selebihnya biasanya saya tepat waktu jika menggunakan maskapai ini.

2. Lion Air
Jika di Jambi biasanya saya terbang dengan maskapai no. 1 di Indonesia karena harga tiket lion-garuda tidak beda jauh, maka keadaan berubah ketika saya pindah ke Palembang. Hal ini karena harga tiket lion air biasanya lebih murah dibandingkan dengan Garuda Indonesia. Sesuai dengan harga tiketnya yang murah, maka saya masih perlu merogoh kocek untuk membayar Airport Tax dan tidak ada pelayanan makanan-minuman gratis selama penerbangan. Untuk jadwal penerbangan biasanya maskapai ini sering delay, walaupun biasanya sebagai upah lelah menunggu delay ini saya diberikan camilan atau terkadang makanan berat namun hal tersebut tetap saja tidak menyenangkan. Biasanya waktu penerbangan yang tertera di tiket maskapai ini merupakan waktu boarding, maka saya biasanya terlambat sekitar 30 menit hingga 1 jam jika menggunakan maskapai ini. Namun biasanya juga saya tidak terburu-buru ketika memilih maskapai ini. Jika Garuda Indonesia biasanya tepat waktu pada saat penerbangan kapan pun atau pada waktu jam berapa pun, maka Lion Air yang paling tepat waktu dari Palembang adalah Lion Air penerbangan pertama.

3. Indonesia Air
Maskapai yang beroperasi dengan tujuan Palembang-Bandung langsung ini tidak berumur panjang. Maskapai ini hanya berhasil saya coba sekali untuk perjalanan Palembang-Bandung PP. Kemungkinan karena maskapai baru yang belum tersistem dengan baik, maka ketika itu saya mendapat tiket yang ditulis secara manual sedangkan untuk maskapai lain yang sudah tersistem dengan baik biasanya saya menerima tiket yang diprint dari komputer. Harga tiket penerbangan ini waktu itu tergolong murah dibanding dengan penerbangan saingannya Lion Air dengan tujuan yang sama namun harus transit dulu di Batam. Selama penerbangan juga tidak ada makanan & minuman gratis serta saya juga masih harus membayar Airport Tax. Pilot penerbangannya kala itu juga termasuk pilot handal (tidak banyak guncangan pada saat take off maupun landing). Sedangkan untuk Garuda/Lion saya untung-untungan mendapat pilot handal dan tidak (karena frekuensi penerbangan saya dengan kedua maskapai itu lebih banyak juga atau mungkin saat itu saya beruntung dapat pilot handal Indonesia Air).

4. Air Asia
Saya juga baru satu kali mencoba maskapai ini. Namun saya mengacungkan dua jempol untuk maskapai ini perihal waktu keberangkatan pesawat yang sangat tepat waktu. Jika di tiket saya tertulis waktu sekian untuk keberangkatan maka pada waktu itu juga pesawat akan take off. Perlu diingat ini adalah waktu take off  bukan boarding. Jadi waktu itu saya boarding 30 menit sebelum keberangkatan. Karena terbiasanya dengan maskapai yang tidak setepat waktu ini, kala itu saya hampir ketinggalan penerbangan ini karena menganggap sepele maskapai ini dan juga karena speaker di Terminal 3 yang tidak begitu baik. Namun saya juga sedikit waspada dengan memperhatikan jadwal penerbangan di layar televisi yang biasanya dipasang di bandara. Saya sedikit kaget karena di layar itu tertulis last call untuk penerbangan saya ke Jogja. Saya segera tanya ke petugas bandara. Lalu saya diarahkan ke petugas Air Asia. Masih 10 langkah dari petugas itu, petugasnya teriak teriak Jogja-Jogjakarta. Alhamdulillah masih sempat.

5. Tiger Air by Mandala
Maskapai ini juga tidak bertahan lama beroperasi dengan tujuan Palembang-Jogjakarta langsung tanpa transit. Harga tiketnya juga sangat terjangkau. Fasilitas yang diberikan hanya penerbangan, tidak ada snack maupun free Airport Tax. Awalnya pergi ke Jogja dengan penerbangan ini tidak ada masalah, namun ketika akan kembali ke Palembang saya menghadapi delay yang lumayan melelahkan. Tapi setidaknya waktu itu saya bisa menikmati Blue Sky Lounge Bandara Adi Sucipto Jogjakarta. Menunggu pun menjadi menyenangkan.

6. Citilink
Maskapai yang katanya merupakan anak perusahaan Garuda Indonesia ini juga sempat aku cicipi sekali. Baru saja, Juli 2014 sebelum Lebaran Idul Fitri. Setelah 2 tahun tidak berlebaran di Jogja, dikarenakan harga tiket pulang lebaran sangat mahal, alhamdulillah bisa berlebaran kembali di Kota Gudeg. Ketika itu aku mengambil rute Palembang-Halim-Jogja. Karena maskapai inilah aku bisa mengunjungi Bandara Halim Perdana Kusuma. Bandara yang tidak beda jauh fasilitasnya dengan Bandara Husein Sastranegara (Bandung). So simple. Harga tiket Citilink sudah termasuk Airport Tax namun tidak termasuk free snack. Pengalaman selama penerbangan pun agak mengkhawatirkan karena ketika pesawat melebarkan sayapnya terdengar bunyi krek krek seperti besi reot. Alhamdulillah touch down di Jogja dengan selamat. Menyenangkan mendapat pengalaman baru namun sedikit seram juga.

Pengalaman kedua naik maskapai ini tanggal 01 Februari 2015, dikarenakan pulang ke Jogja dadakan, maka kembali ke Palembang juga dadakan. Dan dapatlah tiket harga terjangkau dengan maskapai ini. Pengalaman kedua ini tidak terlalu menyeramkan. Pesawat yang digunakan lebih baik dan penempatan duduk pun lebih menyenangkan alias dapet tempat duduk agak depan. Jenjang waktu yang cukup panjang sambil menunggu transit ketika itu, kami isi dengan bertemu dengan keluarga di Jakarta.

7. Cathay Pasific
Alhamdulillah akhirnya bisa merasakan pengalaman luar biasa keluar negeri menggunakan maskapai (yang katanya) paling mahal. Aku baru tahu setelah pulang dan ada teman yang bilang gitu. Haha. Mungkin saja. Sangat menyenangkan. Selama penerbangan domestik biasanya aku mendengar dua bahasa (Inggris-Indonesia), tapi di penerbangan internasional maskapai ini menggunakan tiga bahasa sekaligus, yaitu Inggris, Indonesia dan satunya lagi aku tidak tahu pasti, mungkin Mandarin atau sejenisnya. Pelayanan selama penerbangan pun jangan ditanya, sangat mengagumkan. Pramugari/pramugara mana pun yang melayani sama menyenangkannya. Ketika dilayani oleh Pramugari Indonesia maka selama penerbangan pun terasa di rumah sendiri. Dan ketika dilayani oleh Pramugari/pramugara lain maka itulah kesempatan mempraktekkan Bahasa Inggrisku yang cetek. Hehe. Selama penerbangan ini aku disuguhi makanan berat, mungkin karena waktu penerbangan yang panjang. Sebelum menyuguhi makanan, pramugarinya menanyakan aku mau makan apa. Dan sebagai seorang Muslim, aku tidak bisa banyak memilih, aku hanya mengatakan ingin makanan muslim. Maka akan datanglah makanan khusus untuk pemeluk Islam (Moslem Meal seperti yang tertulis pada kotak makan). Rasa makanannya juga tergolong lezat. 

Pada saat akan ke Jepang, aku harus transit ke Hongkong dan menunggu selama lima jam sebelum pesawat berikutnya ke Fukuoka, Jepang. Perjalanan Jakarta-Hongkong ditempuh menggunakan pesawat Cathay Pasific. Sedangkan perjalanan Hongkong-Fukuoka ditempuh menggunakan pesawat Dragon Air (mungkin kerja sama dengan Cathay Pasific). 

Berbeda dengan pada saat berangkat, rute perjalanan pulang menjadi sangat berbeda. Hal ini tidak aku ketahui sebelumnya. Jadilah aku harus terbang dari Fukuoka ke Taipei, menunggu selama 45 menit lalu melanjutkan penerbangan dengan pesawat yang sama dari Taipei ke Hongkong. Setiba di Hongkong, aku langsung disambut oleh pramugari Cathay yang bilang kalo aku harus segera ke pesawat yang menunju Jakarta dikarenakan waktu yang sudah mepet. Ya, akibat transit di Taipei waktu penerbangan pun menjadi tumpang tindih dengan penerbangan terakhir ke Jakarta. Aku pun harus berlari-lari demi mengejar pesawat. Tanpa rasa berdosa pun pramugari Cathay hanya bisa bilang 'hurry up Jakarta'. Ada rasa dongkol dalam hatiku. Tapi aku pun hanya bisa mengikuti perintah pramugari itu. Setelah keadaan yang serba terburu-buru tadi akhirnya sampai di pesawat yang akan mengantarkanku ke Jakarta. Huff. Ngos-ngosan, capek, segera aku memanggil pramugara yang kebetulan lewat sambil bilang "Do you have some water, please?" Hauslah, habis lari-lari plus gendong Yesha.

Oh ya, fasilitas di pesawat ini juga 'waahhh' banget. Kamu bisa nonton, mendengarkan musik dll dengan benda berbentuk seperti iPad (touch screen, of course) mirip dengan yang ada di Garuda Indonesia. Plus tambahan fasilitas charger serta tempat makanan yang lebih bagus. Hehe.

Perjalanan yang panjang tidak membuat sakit telinga lho. Sepertinya peredam di dalam pesawat ini jauh lebih baik bahkan jika dibandingkan dengan milik maskapai no. 1 Indonesia. Padahal aku selalu dapat di belakang sayap yang biasanya jika naik maskapai Indonesia pasti pengen cepat-cepat mendarat. Hihi.

8. Sriwijaya Air
Setelah lama menunggu, akhirnya bisa juga nyoba Airline satu ini plus dibayar sama kantor pula. Bonus plus plus hehe. Singkat cerita, pengalaman naik maskapai ini tergolong menyenangkan. Selain jadwal delay yang tidak mundur sejak pemberitahuan keterlambatan awal, proses take off  juga berjalan dengan mulus. Fasilitas snack selama perjalanan juga lumayan dan katalog belanja selama di pesawat juga termasuk murah. Hanya saja pada saat proses landing di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang terjadi guncangan seperti saat naik kuda (padahal belum pernah naik kuda hehe). Entah karena pilot atau masalah landasan, wallahu alam. Overall, it's fun to fly with this airline. Alhamdulillah penantian yang tidak sia-sia.

9. Nam Air
Alhamdulillah 29 Januari 2015 kemarin, dengan rencana dadakan bisa ke Jogja nyobain maskapai ini. Dikarenakan maskapai ini bekerja sama dengan Sriwijaya Air, maka menurutku fasilitas dan pelayanannya tidak berbeda jauh dengan 'ibu'-nya itu. Bahkan pesawat yang aku naiki waktu itu judulnya Sriwijaya Air, hanya kertas 'bekal'-nya yang bertuliskan Nam Air.

Begitulah sekelumit tentang beberapa perjalanan penerbanganku. Lagi-lagi masih ada beberapa penerbangan yang harus dicoba pelayanannya. Semoga mendapat pengalaman yang lebih baik lagi. Aamiin.

Monday, August 11, 2014

memahami cinta


Untuk kesekian kali aku merasa dikalahkan oleh anak yang merasa dirinya kecil ini. 

Ketika aku seusianya, pikirku tak sejauh pikirnya. 

Menanggapi tulisannya, aku pun terkenang akan fenomena cinta yang ada saat ini terutama cinta yang ada di kalangan remaja.

Cinta remaja yang begitu menggebu, cinta yang tak tertahankan, cinta yang begitu menggelora, dan cinta yang sangat atau pun ter-...

Semua cinta yang begitu dilampiaskan, cinta yang berlandaskan nafsu, apa-apa dikit update status lagi sedih, lagi patah hati, sakit hati ataupun sedang berbunga-bunga.

Social media pun jadi sasaran para remaja untuk mengungkapkan perasaan mereka. Buku diari yang tak terpublikasi pun bukan jamannya lagi.

Akan lebih baik jika semua orang tahu kondisi terupdate dari diri masing-masing.

*
Cinta sejati adalah cinta yang memahami.

Kalo kata bang tere, cinta sejati akan datang pada saat yang tepat. Sebelum saatnya datang, mari menyibukkan diri dengan hal-hal yang baik.

Untuk itu, saudara dan saudariku daku mengajak kalian untuk meng-upgrade kemampuan diri sebelum bertemu cinta sejati. Sibukkan diri dengan hal-hal yang berarti. Sehingga kau akan menikmati hasilnya nanti.

Cinta sejati tidak akan datang karena sangat dinanti. Tapi sibukkan diri dengan hal berarti maka cinta sejati akan datang tanpa kau sadari.

Cinta sejati akan takut jika sangat kau nanti. Bebaskan dia maka dia akan menemukan jalan kembali.

Pun jika dia tak kunjung kembali, kau kan dapat pengganti yang lebih baik lagi.

Friday, August 8, 2014

Kesempatan Langka berada di wilayah Indonesia Bagian Tengah

Hampir dua puluh empat tahun umurku, baru sekali aku berhasil menginjakkan kaki di daerah luar wilayah Indonesia Bagian Barat.

Pada akhir tahun 2007 hingga awal tahun 2008, aku berkesempatan melangkahkan kaki memasuki wilayah Indonesia Bagian Tengah.

Dalam rangka libur semester sekolah dan memasuki tahun baru masehi, sekolahku mengadakan study tour ke Pulau Bali.

Kami berada di Pulau Dewata selama tiga hari lamanya. Dengan menyeberangi Selat Bali naik ferry dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk selama kurang lebih setengah jam, akhirnya kami tiba di Pulau yang mendunia karena keindahan pantainya. Hari pertama di Bali langsung disambut dengan pemandangan nan indah khas Tanah Lot.


Kami pun menghabiskan waktu seharian di kawasan objek wisata satu ini. Selain berfoto ria, tak lupa kami mengelili setiap sudut pasar yang ada di sepanjang jalan menuju kawasan ini.

Hari berikutnya kami isi dengan bermain sepuasnya di Tanjung Benoa. Menikmati hamparan pasir pantai nun indah dan bersih sejauh mata memandang, lalu membasahi diri dengan bermain banana boat. Tak lupa juga kami berkendara menaiki perahu menuju Pulau Penyu. Dari mulai melihat penyunya sendiri, berfoto dengan burung dan bergaya bersama ular yang melilit tubuh.

Ketika hari menjelang sore, kami disuguhkan pemandangan sunset yang hangat khas Pantai Kuta.


Dan malam hari berjalan kaki dari hotel ke Pantai Sanur. Pengalaman yang tak terlupakan bersama teman-teman seperjuangan.

Kami juga dapat menikmati pertunjukan seni Barong khas Bali dan berkunjung ke daerah pengrajin perak.

Satu saran penting jika kita berkunjung ke daerah yang berselisih waktu dengan domisili kita, setting jam kalian (baik hp atau sekedar jam tangan) dengan waktu tempat kalian berada. Karena kalian akan sangat memerlukannya (baik untuk waktu sholat dsb).

Masih banyak daerah di wilayah Indonesia Bagian Tengah yang belum saya kunjungi, terlebih lagi belum satu pun daerah di wilayah Indonesia Bagian Timur yang sempat saya datangi, maka makin panjang saja daftar kota yang harus saya kunjungi di Indonesia ini.

Untuk Indonesia saja saya masih kewalahan menjelajahinya. Apalagi luar negeri, belum pernah satu kali pun saya menggunakan paspor. Semoga bulan September 2014 menjadi langkah pertama saya melihat belahan dunia lain dari BumiNya ini. Aamiin.

A heart journey is not only reachable by climbing the mountain but also by traveling.

Go and see the outside world,, go traveling and you'll get the sense of life.

Wina.2014

Alhamdulillah My Footprints are almost in all Java Island except one

Selesai baca tulisan di blog Sarah Putri Utami yang berjudul "When The BIG Dream Come True", jadi semangat buat nulis lagi.

Kalo kemarin saya sudah cerita travelling di Pulau Sumatera. Kali ini saya akan melanjutkan cerita jalan-jalan saya di Pulau Jawa.

*
Oke, nyebrang selat Sunda sampe di pinggiran Pulau Jawa. Pertama, berbagi pengalaman selama di DKI Jakarta. Pertama kali saya datang ke ibu kota negara pada awal tahun 2008 (pada saat study tour kelas 3 SMAN 13 Palembang). Hingga saat ini belum banyak tempat yang saya kunjungi di salah satu wilayah khusus yang ada di Pulau Jawa ini. Karena sampai sekarang kebiasaan hanya singgah di bandaranya atau numpang transit saja. Pada saat study tour, saya hanya dapat mengunjungi dua tempat di kota orang Betawi ini. Yang pertama adalah Pusat Perbelanjaan Mangga Dua. Tak banyak yang dapat saya lakukan di Pusat Perbelanjaan tersebut karena pada dasarnya saya bukan seorang shopaholic.

Setelah puas berbelanja, rute study tour saya menuju ke Dunia Fantasi Ancol. Di arena bermain itu saya mencoba macam-macam permainan yang tersedia di sana. Namun ada beberapa permainan yang tidak sempat saya coba karena sedang diperbaiki, terlalu ramai pengunjung dan waktu yang sangat terbatas. Namun setidaknya saya sudah pernah menginjakkan kaki saya di ibu kota negara Republik Indonesia yang tercinta ini.

*
Kali pertama ke Bandung juga pada saat study tour pada tahun yang sama dengan kali pertama ke Jakarta. Kala itu saya berkesempatan ke daerah Cibaduyut dan Cihampelas Walk atau yang biasa disingkat Ci-Walk. Tak banyak juga yang dapat saya lakukan di kedua tempat tersebut. Hanya berjalan menikmati daerah sekitar dan memperhatikan keramaian yang ada di tempat itu.

Alhamdulillah tahun 2013 saya bisa kembali ke provinsi Jawa Barat tersebut. Jika tahun 2008 saya ditemani oleh teman-teman seangkatan. Kali ini saya kembali bersama suami dan putri saya. Kami sengaja merencanakan ke daerah sejuk itu dalam rangka menghadiri resepsi pernikahan teman sekantor di Jambi (Aneu Rahmah Rahayu, Garut). Menggunakan maskapai Indonesia Air, kami terbang dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang langsung ke Bandara Husein Sastranegara di Bandung.

Waktu itu kami mengambil jadwal penerbangan langsung pada sore hari. Dan kami pun berhasil keluar dari Bandara pada saat maghrib. Kami pun langsung ke hotel untuk beristirahat.

Keesokan harinya kami berangkat menuju kota Garut. Perjalanan panjang yang tak terlupakan pun kami alami. Waktu tempuh perjalanan pun menjadi di atas normal dikarenakan banjir merendam daerah sekitar Jawa Barat dan kemacetan yang terjadi akibat libur akhir pekan. Kami pun tiba di kota yang terkenal dengan dodolnya itu lepas tengah hari. Ramah tamah pun dilakukan hingga menjelang ashar. Lalu kami pun pamit.

Kami tiba di Bandung pada saat bulan menampakkan wajahnya. Kami pun beristirahat.

Esoknya kami mengagendakan untuk jalan-jalan keliling kota Bandung. Kami menyempatkan untuk ke kebun stroberi, memetik beberapa buahnya dan berfoto ria. Kebetulan sekali kebun stroberi yang kami kunjungi terdapat lintasan kudanya. Jadilah Yesha dan bapaknya mencoba menunggang kuda dengan dipandu oleh sang ahli kuda. Sayang sungguh sayang saya tidak mendapat kesempatan untuk berkuda karena Yesha merasa tidak nyaman selama berkuda.

Berjalan sedikit dari kebun stroberi, ada daerah penghasil tahu. Tahunya sungguh lembut dan rasanya pun sangat nikmat. Kami pun membeli beberapa untuk dimakan selama perjalanan.

Selepas dari kebun stroberi kami melanjutkan perjalanan ke Kampoeng Gajah. Tak banyak yang dapat kami lakukan di sini karena tempatnya yang tidak sesuai dengan perkiraan kami. Terdapat banyak wahana permainan yang tidak dapat diikuti oleh Yesha yang pada saat itu masih berumur sekitar dua tahun. Jadilah kami kembali berfoto-foto ria dan membeli kaos keluarga produksi Gurita.


*
Berlanjut ke tengah Pulau Jawa, saat ini setiap tahun saya mengunjungi ibukota provinsi Jawa Tengah ini yaitu kota Semarang. Di sana terdapat banyak keluarga suami saya. Dan tujuan utama saya ke kota ini bukan untuk jalan-jalan tapi lebih ke arah silaturahim. Tapi setidaknya saya sudah melewati Simpang Lima yang merupakan daerah yang menjadi khas kota Semarang.

Untuk menuju ke ibukota provinsi Jateng ini, saya biasa melewati kabupaten Magelang. Di sini tinggal saudara suami. Saya juga tidak pernah lama di daerah sejuk ini, kami terbiasa singgah sebentar lalu langsung meluncur ke Semarang.


*
Masih di bagian tengah dari Pulau Jawa, yaitu satu lagi wilayah khusus tidak lain adalah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pertama kali ke kota Gudeg ini masih pada rute yang sama saat study tour kelas 3 SMA. Saya dan teman-teman datang ke sini untuk mengagumi salah satu keajaiban dunia yang ada di negara Indonesia yaitu Candi Borobudur.


Saya dengan semangat menggebu menapaki setiap sudut Candi ini. Saya dengan senang hati mendaki bangunan bersejarah ini.

Setelah puas menikmati pemandangan sekitar Candi, saya dan teman-teman juga diperkenalkan dengan jalan yang katanya adalah saksi sejarah perkembangan kota Yogyakarta yaitu Jalan Malioboro.


Saya pun sempat sedikit berwisata belanja di daerah jalan tersebut, tepatnya di Pasar Beringharjo.


Saat ini setiap tahun saya sempatkan ke daerah yang juga terkenal dengan Bakpianya ini. Baik untuk silaturahim maupun untuk sembari menikmati kota pelajar ini.


*
Tiba di ujung pulau Jawa, saya pernah menginjakkan kaki di provinsi Jawa Timur. Provinsi dengan ibukota Surabaya ini meninggalkan kesan tersendiri bagi saya. Untuk pertama kalinya saya berkeliling daerah tidak bersama suami. 

Pada saat itu suami sedang melaksanakan dinas di kota yang terkenal dengan ikon patung buaya dan hiu itu. Selagi suami sedang serius dengan tugas negaranya, saya dan Yesha bersenang-senang menikmati daerah sekitar kota lapis legit ini.


Saya diajak berkeliling kebun binatang berskala internasional yang terletak di Kota Batu, sebelah barat Kota Malang. Kebun binatang ini menampilkan berbagai jenis fauna dari mulai satwa yang sering saya lihat hingga yang baru saya lihat pada saat itu. Lingkungan kebun binatang yang sangat terorganisir pun membuat saya lupa waktu ketika berada di sana. Fasilitas yang sangat memadai pun membuat saya semakin hanyut dalam suasana terkagum-kagum. Subhanallah, tak henti-hentinya kata itu muncul ketika saya menyaksikan keindahan BumiNya.

Keesokan harinya saya lanjut melancong ke Pulau Madura sedangkan suami saya masih tetap fokus pada tugasnya. Untuk menyebrang Pulau yang terkenal dengan bebek Sinjay-nya ini saya melewati sebuah hasil karya intelektual manusia atas izin Allah swt yaitu Jembatan Suramadu yang menghubungkan kota Surabaya dan Pulau Madura.


*
Sekarang, cek lagi provinsi di Pulau Jawa :
1. Banten
2. DKI Jakarta
3. Jawa Barat
4. Jawa Tengah
5. DI Yogyakarta
6. Jawa Timur

Okay, just one more to go for Java Island. But the other Island is still waiting for. In syaa Allah I'm going to visit another cities on another opportunities. Aamiin.

Thursday, August 7, 2014

Tulisan kedua dimuat di Buletin Happy Friday KITSBS edisi 5

Awalnya antara malu dan gak percaya diri untuk menulis di sini. Tapi seorang muda kembali menyemangatiku untuk merangkai kata lagi. Dimulai dengan kata pengantarnya, dia bertanya apakah aku suka menulis di blog? Ya, tentu saja jawabku. Kemudian langsung masuk ke inti dia bilang ayo coba tulis kejadian hari ini buat buletin kantor kita. Sontak aku kaget, aku yang biasanya hanya menulis hal-hal sepele tiba-tiba ditawari menulis secara formal menjadi agak ragu. "Ya, nanti aku coba", kataku. "Jangan dicoba", katanya. "Langsung ditulis aja, Mbak." Waduh, ini pukulan keras bagiku. "Oke deh", kataku sambil memantapkan hati. Mumpung bos gak ada, jadi waktu nulis agak luang. "Nanti aku coba", kembali aku berkata. "Bener ya Mbak, aku tunggu email tulisannya." Oke. Setengah hari aku habiskan untuk merajut kata demi kata. Dan sebelum bel istirahat memanggil, tugas ku kumpulkan. Alhamdulillah jadilah tulisan seperti di bawah ini. Tulisan di bawah ini secara tidak langsung hadir karena kesempatan dari seorang wanita berbadan mungil bernama Neyni Samosir.



KITSBS, Jum’at 13 Juni 2014, seperti biasa Jum’at pagi dimulai dengan senam aerobik yang menyehatkan. Peserta senam pun tergolong banyak untuk Jum’at kali ini karena kemarin ada pengumuman tentang Quiz Ranking 1 dengan hadiah yang wah. Ya... setelah vacum beberapa minggu karena banyak kegiatan, minggu ini HAPPY FRIDAY hadir kembali dengan mengusung tema Internalisasi strategi perusahaan.

Setelah senam, dilanjutkan dengan acara ramah tamah dari Hotel Amaris yang letaknya bersebrangan dengan PLN KITSBS. Sambil menikmati sarapan lontong khas Pak Fauzi dan bubur kacang ijo khas Hotel Amaris, para pegawai PLN KITSBS khitmad mendengarkan presentasi dari perwakilan Hotel tersebut. Usut punya usut ternyata ada beberapa pegawai PLN KITSBS yang sangat menantikan opening Hotel ini, namun setelah mendengar paparan dari salah satu Staf Hotel yang mengatakan bahwa hotel tidak memiliki kolam renang maka semangat pegawai pun melempem. Hotel Amaris memberikan corporate rate khusus kepada PLN KITSBS sebesar Rp 409.000,- per malam per kamar.

Selesai acara ramah tamah, semuanya menuju ke Auditorium untuk berpartisipasi dalam Quiz Ranking 1. Dipandu oleh Mbak Ella, Aa Dani dan Mas Ibnu, Quiz ini memiliki dua kategori pertanyaan yaitu Benar Salah dan Pilihan Ganda (A,B,C,D). Dan dikarenakan hadiahnya banyak, maka Quiz ini dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama dimenangkan oleh Bapak Abdan Syakuro dan berhak mendapatkan hadiah menginap gratis di Hotel Amaris. Sesi kedua diraih oleh Ibu Silvina Andriani dengan hadiah handphone Samsung. Dan sesi ketiga menjadi keberuntungan untuk anak PKL yang bermarga Sitohang dan memperoleh sebuah handphone Nokia. Bagi yang telah berpartisipasi dalam Quiz ini juga mendapatkan beberapa souvenir, minuman (susu kotak dan jus buah) dan tentunya banyak kegembiraan. So, everybody is happy because it’s happy Friday.

Saya baru sejauh ini di Sumatera, 4 cities left

Kalo diflashback ternyata sudah lumayan banyak daerah di Indonesia yang saya kunjungi.

Mari kita mulai dengan yang paling dekat sama Sabang yaitu Pulau Sumatera.

Meskipun saya belum pernah ke kota dengan km 0, paling tidak saya sudah pernah berada di daerah sekitaran Padang.

Ketika itu saya masih jadi anak OJT (On Job Training) di PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Jambi, saya dan dua teman saya diminta dinas ke daerah Sawahlunto tempat PLTU Ombilin milik Sektor Pembangkitan Ombilin berada.

Daerah Sawahlunto adalah sebuah daerah yang masih terjaga keasriannya. Daerah ini dikelilingi oleh bukit-bukit. Untuk mencapai daerah ini saya harus menaiki bukit dan kembali meluncur menuruni bukit. Pemandangannya jangan ditanya. Kata subhanallah tidak akan pernah terlewat jika melihat BumiNya yang begitu indah nan sejuk ini.

Berikut sedikit penampakannya.


Setelah puas dinas di Ombilin, saya dan teman-teman memutuskan untuk berkunjung sebentar ke daerah Bukittinggi. Karena keterbatasan waktu, saya hanya sempat mampir ke daerah di sekitar jam gadang saja (icon kota Bukittinggi). Lumayan menikmati sedikit bagian dari Bukittinggi. Makan di KFC di dekat jam gadang, foto di jam gadang dan berbelanja cinderamata di pasar dekat jam gadang.


Pemandangan Ombilin-Bukittinggi juga tidak kalah hebatnya dengan Sawahlunto. Jalan berkelok yang tajam dan berbahaya justru menjadi daya tarik tersendiri. Subhanallah. 

Saya juga sempat mampir sebentar ke Danau Singkarak karena kebetulan Danau ini berada di pinggir jalan.


Lanjut ke arah selatan Pulau Sumatera, saya sempat berdomisili di provinsi Jambi selama lebih dari tiga tahun. Di kota yang terkenal dengan icon angso duo ini juga mempunyai beberapa tempat yang bisa dianggap sebagai objek wisata. Salah satu di antaranya adalah Masjid Seribu Tiang.


Lalu ada juga pasar tradisional yang namanya sesuai dengan icon Kota Jambi yaitu Pasar Angso Duo.


Ada juga Family Park Kampoeng Radja yang terletak di luar kota Jambi. Di sini terdapat area outbond, waterpark, dan banyak permainan lain.


Dan masih banyak daerah lain yang menarik namun belum sempat saya kunjungi karena padatnya aktivitas. hehe

Setelah merantau tiga tahun lebih di Jambi, akhirnya saya dipulangkan ke provinsi yang membesarkan saya yaitu Sumatera Selatan. Provinsi yang beribu kota Palembang ini dikenal dengan makanan khas pempek.


Di Palembang banyak sekali jenis pempek, antara lain pempek kulit (terbuat dari kulit ikan), pempek adaan (berbentuk bundar), pempek telor kecil, pempek pistel/pastel (dengan isi pepaya), pempek kerupuk (bentuknya seperti kerupuk), pempek panggang (karena pempeknya dipanggang), pempek lenjer kecil dan besar (bentuknya lonjong), dan pempek kapal selam (pempek telor besar). Cara memakan pempek tidak lain adalah dengan kuah cuka.

Selain pempek, ada juga makanan lain yang dibuat dari bahan yang sama dengan pempek yaitu model dan tekwan. Keduanya dibuat dari daging ikan.

Model awalnya berbentuk bulat dengan isi tahu di dalamnya, setelah dipotong-potong model diberi kuah bening.

Satunya lagi tekwan. Tekwan diberi kuah yang sama dengan model, hanya saja tekwan tidak mempunyai isi. Jadi bentuknya murni seperti pada gambar di atas.

Palembang tidak memiliki banyak objek wisata di kotanya. Selain wisata kuliner, keluarga hanya dapat menikmati pemandangan hutan di tengah kota di Taman Wisata Alam Punti Kayu. 
Di dalam TWA Punti Kayu terdapat beberapa jenis hewan yang hidup dan ada beberapa permainan seperti perahu bebek. Selain itu kita dapat menikmati pemandangan hutan yang cukup luas.

Untuk di luar kota Palembang, saya sempat berkunjung ke Danau Ranau. Kebetulan pada saat itu ada teman yang berasal dari daerah sana yang akan menempuh hidup baru. Jadilah saya dan beberapa teman PLN melancong ke daerah sana.

 
Di sana kami sempat menikmati pemandangan danau yang menenangkan dan menaiki perahu menuju pemandian air panas yang terdapat di seberang danau. Pengalaman singkat yang sangat berkesan.




Bergeser sedikit dari Palembang, hampir setiap tahun (sebelum menikah) saya ke Pulau Bangka, khususnya kota Sungailiat. Saya biasa ke daerah ini bertepatan dengan hari kemenangan umat Muslim yaitu hari Lebaran.

Di Sungailiat terdapat banyak Pantai yang dapat dikunjungi. Yang paling terkenal saat ini adalah Pantai Parai Tenggiri.


Jika kita meneruskan perjalanan melewati Pantai Parai, maka kita akan menemukan Pantai Matras. Untuk masuk ke Pantai Parai, kita akan mengeluarkan kocek. Sebaliknya untuk masuk ke Pantai Matras kita hanya perlu membayar biaya parkir (jatah preman). Di Pantai Matras kita akan menjumpai batu-batu yang sangat besar dan tinggi, yang membuat pemandangan Pantai ini semakin menakjubkan.


Sebelum Pantai Parai, kita juga dapat singgah sebentar ke Pantai Batu Bedaun.


Jika kita berkunjung ke arah berlawanan dari ketiga pantai di atas, maka kita dapat mengunjungi beberapa pantai lainnya yang terdapat di sekitaran kota Sungailiat.






Selain objek wisata pantai, kita juga mudah mencari oleh-oleh makanan khas dari kota Sungailiat. Beberapa makanan rekomendasi dari saya yaitu Siput Gong-gong. Makanan satu ini terbuat dari siput dengan rasa asin. Hati-hati bagi penderita kolesterol dan sejenisnya karena makanan ini mengandung kolesterol tinggi. Harga yang diperlukan untuk mendapatkan makanan ini juga tergolong mahal. Satu kilogram makanan ini bisa mencapai nilai setengah juta rupiah. 


Selain siput gong-gong, anda juga wajib mencoba makanan yang dinamakan telor cumi. Jika diteliti makanan ini mirip seperti makanan yang disebut tusuk gigi di Palembang.


Selanjutnya anda juga bisa mencoba makanan yang lazim disebut 'getas' di wilayah ini, dan biasanya dipanggil dengan nama lain 'kretek'. Makanan ini tersedia dengan dua bentuk, yaitu lonjong dan bundar.



Di kota Sungailiat juga tersedia macam-macam kerupuk ikan dan berbagai jenis kemplang termasuk kemplang panggang.

Rasa semua makanan ini jangan ditanya. Terasa sekali ikannya. Semuanya berasal dari laut yang mengelilingi Pulau Bangka.

Oh ya, ada dua makanan khas yang sangat terkenal di Pulau ini adalah Rusip dan Terasi. Rusip adalah semacam saus yang terbuat dari ikan yang dihancurkan dan dicampur dengan bawang dan beberapa bumbu dapur. Namun keluargaku lebih suka untuk membuat Rusip sendiri dibandingkan membelinya di pasaran karena katanya yang di pasaran sangat asin, kurang pas dengan lidah anggota keluarga.

Satu lagi yaitu terasi atau yang biasa disebut 'calok'. Di Sungailiat anda akan menjumpai beberapa macam terasi, dari mulai terasi ikan sampai terasi udang.

Dan akhirnya tiba di penghujung Pulau Sumatera, saya pernah beberapa hari menginap di Provinsi Lampung. Alasannya masih karena tugas negara juga. Tapi sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Sambil menyelam minum air, sembari dinas sekalian jalan-jalan. hehe

Ketika itu saya dinas ke Sektor Pembangkitan Tarahan. Sektor ini mempunyai mesin pembangkit yang dinamakan PLTU Tarahan.


Jika kita sampai di lantai kantor tertinggi dan melihat ke arah jalan raya, maka akan tampak di belakang jalan raya itu laut yang membentang. Pemandangannya jangan ditanya ya? So pasti jawaban saya "Subhanallah". 

Selesai dinas saya juga menyempatkan berwisata alam ke Pantai Pasir Putih yang letaknya tidak jauh dari Kantor Sektor tadi. Teman-teman Sektor juga dengan senang hati mengantarkan ke tempat indah tersebut.

Untuk makanan khas yang dapat dijadikan oleh-oleh, saat ini Lampung sangat terkenal dengan Bakso Sony-nya. Rasa daging sapi pada baksonya begitu terasa, kuah baksonya juga sangat menyegarkan. Kalo kata pak Bondan itu, Top Markotop. Kalo kata saya itu, Enak Tenan.

Yah, sebegitu dulu cerita saya jalan-jalan keliling Sumatera selama beberapa tahun sampai sekarang.

Provinsi di Sumatera :
1. Daerah Istimewa Aceh
2. Sumatera Utara
3. Sumatera Barat, diwakili Ombilin dan Bukittinggi
4. Riau & Kepri
5. Jambi
6. Bengkulu
7. Sumatera Selatan, diwakili Palembang
8. Babel, diwakili Sungailiat
9. Bandar Lampung, diwakili Tarahan

Masih ada beberapa daftar kota di Sumatera yang harus saya kunjungi nih, tepatnya empat kota lagi.

Semoga Allah memberikan rezeki dan kesempatannya.. Aamiin