Total Pageviews

Tuesday, October 20, 2015

Mensyukuri Sakit

Minggu, 27 September 2015, kala itu matahari mulai condong ke Barat sedangkan kami bertiga (aku, suamiku & anakku) masih di atas Vespa kami, dalam perjalanan pulang ke rumah Biru. Di pertengahan jalan, seketika sesuatu masuk ke mata kiriku. Perih menghampiri, namun tak terlalu ku rasa. Kendaraan roda dua kami tetap melaju hingga sampai ke rumah.

Dua hari berlalu ku lewati dengan santai, dengan mata tetap terasa mengganjal. Hari ketiga setelah kejadian, aku memutuskan untuk ke dokter. Setelah menjelaskan kronologi kejadian, dokter mulai memeriksa dan taraaa dokter memberikan diagnosanya.

Ternyata ada kulit serangga masuk ke dalam kelopak mata atasku, alhasil mata terasa mengganjal sepanjangan dan kornea mata mulai terluka. Dokter pun segera mengambil akar permasalahannya, membersihkan mataku & memberikan resep obat.

Keesokan harinya mataku mulai membengkak dan memerah, namun lagi-lagi tak terlalu ku rasa. Hari berikutnya, pandanganku kabur. Mata kiriku hanya dapat melihat segaris tipis saja, mata kanan yang awalnya baik-baik saja, malah ikut-ikutan redup. Aku pun kembali mengadu ke dokterku.

Sepanjang perjalanan ke dokter, aku dituntun oleh suamiku layaknya orang buta. Dia dengan sabarnya mengarahkanku selangkah demi selangkah, dari tempat pendaftaran hingga ke ruangan dokter.

'Voila', dokter ikutan kaget melihat kondisi mataku yang mengenaskan. Dokter pun memberikan alternatif lain untuk mengobati mataku dan beliau menyaranku agar beristirahat total di rumah selama lima hari. Dokter pun menutup sesi konsultasi dengan menasehatiku agar sabar menerima cobaan ini, dia pun mendoakan semoga sakitku ini dapat mengurangi dosa-dosaku. Seketika jawaban "Aamiin"-pun bergegas kukeluarkan dari mulutku, sebagai tanda setuju.

Tahukah kalian kenapa tulisan ini aku beri judul "Mensyukuri Sakit"?

Itu karena :
1. Untuk kesekian kalinya, suamiku menunjukkan bukti cintanya yang tak pernah berubah sejak awal kami menikah hingga saat ini padaku. Cintanya dibuktikan dengan cara sabar dan telaten merawatku selama aku sakit hingga aku mulai sembuh. Semua pekerjaan rumah langsung dia ambil alih, bahkan ketika aku ingin membantu pun dia tak mengizinkan. Dengan lembut, dia menyarankanku untuk beristirahat. Aku merasa sangat beruntung karena setelah enam tahun menikah, dan he's still the same. Tak pernah aku mengalami pengalaman orang lain yang berkata bahwa perlakuan suami akan berbeda pada saat awal menikah dan setelah sekian lama menikah. Alhamdulillah.

2. Yesha yang tidak mau kalah dari bapaknya pun ikut-ikutan menunjukkan bukti cintanya pada ibunya, dengan cara mendoakan ibunya selepas melaksanakan sholat fardhu. Tanpa sengaja aku mendengar sepatah doa keluar dari mulut kecilnya, "Ya Allah, sembuhkanlah mata ibu, Ya Allah. Aamiin." Ibu mana yang hatinya tidak terharu dengan pemandangan tersebut.

3. Dengan istirahat total di rumah selama lima hari, aku memiliki waktu lebih banyak untuk bercengkerama dengan Yesha (yang biasanya dipotong karena jam kerja kantor).

4. Sakit menggugurkan dosa. Baca selengkapnya di http://www.kompasiana.com/muchroji/sakit-menggugurkan-dosa_552b0c1af17e617865d623d6

Jadi, tak salah kan judul tulisanku itu?

Duhai Sahabatku, Allah menunjukkan cintaNya pada hambaNya dengan berbagai macam cara. Berbaik sangkalah pada Rabbmu. Semoga Allah selalu melindungimu.