Total Pageviews

Thursday, June 9, 2016

Pemenang Kuis BiG Tv & Waku Waku Japan

Awalnya aku mengira jika sudah pernah jadi pemenang di salah satu Kuis yang diadakan oleh BiG Tv, maka aku tidak akan menang lagi. Karena sudah beberapa kali mencoba ikutan Kuis BiG Tv setelah menang, tapi belum bisa menang lagi. Untunglah, perkiraanku salah. 

Aku menjadi salah satu pemenang di Kuis BiG Tv yang bekerja sama dengan Waku Waku Japan periode 27 Mei - 03 Juni 2016.

Tanggal 07 Juni 2016 ketika mengecek twitter BiG Tv ada namaku di sana. Tak lama kemudian, aku juga mendapat email resmi dari BiG Tv.

BiG Tv mengabarkan bahwa sebagai salah satu pemenang Kuis, aku berhak mendapatkan 3 (tiga) hadiah yaitu :
1. Postcard bertanda tangan Chelsea Islan dan Shu Watanabe (aktris & aktor utama film When You Wish Upon a Sakura)
2. SAKURA Incense
3. WAKUWAKU JAPAN Original Memo Pad

Alhamdulillah.

Dua hari kemudian, hadiah yang ditunggu-tunggu datang. Sebenarnya hadiah ini sudah bisa aku terima di rumah sejak tanggal 08 Juni 2016, namun aku tidak ada di rumah karena kerja. Lalu, pihak eksepedisi pun menelepon ke ponselku dan meminta alamat lain untuk mengantarkan paket dari BiG Tv. Aku pun langsung memberikan alamat kantor,, daaaannnn ...... Hadiah langsung diantar ke kantorku.




Dari tampak luar (kantong) hingga isi paket bernuasa Negeri Sakura. Tidak hanya penampilan, aromanya pun tercium wangi Sakura.

Terima kasih, BiG Tv.


 

Wednesday, June 8, 2016

Sakit pun salah satu nikmatNya

Selalu aku yakini bahwa setiap hal yang menghampiri di kehidupan kita adalah nikmat. Bahkan sakit pun merupakan salah satu nikmatNya. Masih segar di ingatanku, satu hari sebelum libur panjang 5-8 Mei 2016, aku merasakan sesuatu yang salah pada tubuhku.

Awalnya aku curiga akan tekanan darahku yang kemungkinan kembali turun. Aku pun meminta teman untuk mengecek tensiku, namun hasilnya normal. Tubuh yang terasa lemas tetap memutar otak untuk berpikir kemungkinan apa yang salah dengan tubuhku.

Mengingat riwayatku, aku pun terpikir akan penyakit yang sudah dua kali mendatangiku yaitu typus/tifoid/tipes. Badanku yang semakin lemah pun mengirimkan sinyal bahwa sakit ini harus segera diobati. Aku pun meminta bantuan temanku kembali untuk menghubungi suamiku karena aku hampir tidak bisa berbicara akibat menahan rasa sakit.

Sembari menunggu suamiku menjemput, temanku menghidangkan air putih dan teh manis hangat untukku. Aku pun meminumnya sedikit sebelum beranjak.

Aku masih memotivasi diriku bahwa aku bisa bertahan hingga tiba di rumah sakit. Tubuh lemahku masih bisa melangkah karena papahan kuat suamiku. Aku pun mengajak suamiku untuk makan terlebih dahulu sebelum ke rumah sakit. 

Setibanya di rumah sakit aku langsung mengutarakan diagnosaku pada dokter dan memintanya segera mengetes darahku. Sambil menunggu hasil cek darah, aku sholat dengan posisi telentang di atas kasur UGD RS Bunda dan bertayamum karena hampir tidak dapat berdiri. Hasil pun keluar lima belas menit kemudian. Perkiraanku pun terbukti. Namun, aku diperbolehkan rawat jalan.

Selama perjalanan pulang ke rumah, aku tertidur. Sampai di depan rumah, aku kembali dipapah oleh suamiku hingga ke tempat tidur. Aku pun kembali beristirahat.

Selama libur panjang aku tidak melakukan apa-apa, kecuali makan, tidur dan menonton tv. Alhamdulillah keluargaku datang dan membantu suamiku mengurusi rumah.

Meskipun sakit, aku tetap merasa aku diberikan nikmat berupa kebersamaan dengan keluarga dan perhatian penuh dari suamiku. Bahkan suamiku memindahkan kasur ke ruang tamu agar aku bisa menonton tv dengan nyaman. Dia pun menemaniku sepanjang malam hingga aku tertidur. How romantic my husband is!

Monday, June 6, 2016

Mencarikan motivasi belajar baru

Setelah berhasil meraih piala, motivasi belajar Yesha terlihat semakin menurun. Kami merasa perlu memberikan motivasi belajar yang akan membuatnya berapi-api kembali.

Meskipun belum lancar membaca, Yesha sangat menyukai buku. Beberapa kali Yesha meminta dibelikan buku baru, lalu muncullah ide memberikan motivasi baru itu.

Yesha : "Bu/Pak, Yesha mau buku itu. Yesha belum punya".
Saya/Suami : "Buku Yesha di rumah kan masih banyak".
Yesha : "Yaahh, tapi Yesha belum punya yang kayak gitu".
Saya/Suami : "Boleh, tapi Yesha harus lancar membaca dulu. Kalo Yesha sudah lancar baca dan semua buku sudah Yesha baca semua, nanti Ibu/Bapak belikan buku baru. Sekarang Yesha fokus belajar baca dulu ya".
Yesha : "Iya, Ibu/Bapak".

Setiap Yesha mengulang pernyataan di atas, maka percakapan di atas pun kembali terulang. Begitu terus, kami ulang terus motivasi baru "Yesha harus lancar membaca" itu. 

Namun ternyata motivasi di atas tidak cukup. Yesha tidak bergeming. Hal ini terlihat dari hasil Mid Semester Kedua Yesha. Yesha yang pada Semester Pertama mendapatkan predikat Bintang Kelas Pertama, pada saat pembagian hasil Mid Semester Kedua Yesha tidak mendapatkan apa-apa.

Awalnya aku tidak ingin terlalu memaksakan predikat apapun pada Yesha. Tapi pada akhirnya aku penasaran sehingga menanyakan pada gurunya penyebab turunnya prestasi Yesha. Gurunya menjelaskan bahwa Yesha terlihat bosan.

Akhirnya aku memutar otak kembali untuk memberikan 'api' baru pada Yesha. Aku pun terpikir akan memberikan hadiah tambahan jika Yesha berhasil mendapatkan Piala kembali. Aku pun sempat bertanya kiat-kiat memberikan motivasi belajar untuk anak kepada mbah google. Hasilnya kurang lebih juga menguatkan ide awalku untuk memberikan hadiah tambahan pada Yesha.

Lalu, aku pun menyampaikan ide hadiah tambahan itu kepada suamiku. Kami pun mencarikan hadiah yang tepat untuk Yesha. Cukup lama kami mencari, namun belum menemukan hadiah  yang dapat menggugah semangat belajar Yesha kembali.

Sembari mencari, kami lontarkan ide itu kepada Yesha. Yesha sempat bertanya seperti apa persisnya hadiah tambahan itu, kami pun membebaskan Yesha menentukan hadiah tambahan itu.

Ketika semakin mendekati ujian Semester Kedua, aku pun terpikirkan hadiah tambahan itu berupa lemari Piala untuk koleksi Piala Yesha. Yesha pun menyetujui ide tersebut dan tampak 'api' kecil itu kembali menyala.

Lalu, aku mempunyai ide tambahan untuk hadiah Yesha berupa Medali. Hal ini terinspirasi dari keberhasilan Mas Osa mendapatkan Medali Perunggu pada ajang Olimpiade Sains Nasional Tahun 2016 yang diadakan di Kota Palembang.

Yesha pun semakin tertarik dengan tawaran hadiah-hadiah tersebut. Alhasil, Yesha berhasil mendapatkan Piala Bintang Kelas III pada akhir Semester Kedua. Alhamdulillah.

Yesha Anak yang Beruntung

Ada kejadian lucu pada hari Jum'at (3/6), ketika PLN sekota Palembang mengadakan kegiatan senam gabungan di halaman Monpera. Karena sekolah Yesha sudah memasuki waktu liburan, aku pun berinisiatif mengajak Yesha ke acara tersebut.

Seperti biasa pada saat kegiatan senam PLN Satu, akan ada pembagian doorprize. Sebelum mendapatkan kupon doorprize, para peserta wajib mengisi daftar hadir. Aku pun mengisi kolom kehadiran dengan namaku dan suami (karena kami satu kantor). Lalu, otomatis kami mendapatkan 2 (dua) kupon doorprize.

Kupon suami aku percayakan pada Yesha. Yesha menyimpan kupon itu baik-baik. Ketika tiba waktunya pengumuman/pembagian doorprize, kami pun mendekat ke tempat yang ditentukan. Yesha sempat bertanya alasan kami berkumpul ke sumber suara. "Mau bagi hadiah, Nak. Kita duduk dekat sini saja biar terdengar nomor yang disebutkan. Siapa tahu nomor Yesha dipanggil".

Yesha sempat duduk tenang mendengarkan jalannya pemanggilan nomor-nomor yang beruntung. Kemudian, tiba-tiba Yesha mendekat dan berkata, "Ibu, nanti kalo nomor Yesha yang dipanggil, temenin Yesha ke depan ya?" Aku sempat tersenyum sebelum akhirnya meng"iya"kan.

Tak lama setelah itu, pemandu acara menyebutkan nomor "57". Aku sempat berpikir sejenak lalu segera menyadari bahwa itu nomor yang dipegang Yesha. Kami pun kegirangan dan langsung ke depan.

Sebelumnya aku sudah yakin akan membawa pulang salah satu doorprize yang terpajang di depan mata, karena aku membawa Yesha. Itu disebabkan nama tengah Yesha "Zafira" yang berarti orang yang beruntung.

Kejadian itu menjadi agak menggelikan karena Yesha juga yakin jika dia akan mendapatkan salah satu hadiah.