Rabu, 10 September
2014 matahari sudah mengintip di ufuk timur padahal jam baru menunjukkan
pukul 05.30. Sungguh pengalaman baru. Kami bersiap, sarapan sekadarnya
dengan bontot dari Indonesia. Lalu meluncur ke tempat wisata pertama.
Hari
itu kami mencoba menjadi kimono yang telah dipesan sehari
sebelumnya. Dengan promotor sebuah toko yang bernama Warakuan di daerah
Kitsuki, kami memilih satu dari sekian banyak kimono dan yukata yang
tersedia. Pegawai toko pun membantu kami memakai kimono pilihan kami dan
kami siap berlenggak-lenggok di sepanjang jalan.
Setelah
puas berpakaian tradisional Jepang selama setengah hari, kami menuju ke
tempat makan siang. Siang itu kami memakan salah satu makanan Jepang,
yaitu Udon (baca : udong) di Marugame Udon Beppu.
Perut kenyang, kami pun menunaikan sholat di Central Kyushu Mosque. Masjidnya tidak seperti masjid yang ada di Indonesia. Dikarenakan segala keterbatasan yang ada (menyangkut hal budaya dan agama), maka masjid ini hanya berbentuk layaknya bangunan gedung biasanya.
Aku kagum dengan para muslim yang ada di Jepang ini. Mereka masih menyempatkan diri untuk bersilaturrahim satu sama lain dengan cara berkumpul di masjid ini.
Perjalanan dilanjutkan ke daerah Fuyuin yang berada di Puncak. Udara di Puncak sangat segar. Terdapat mesin penjual minuman otomatis di sini. Yesha dan Bapaknya sempat mencoba salah satunya. Bahkan Yesha 'memaksa' untuk memasukkan uang sendiri ke dalam mesin penjualnya. Di Jepang, banyak terdapat mesin penjual minuman bahkan untuk di daerah terpencil sekalipun. Yang membuat salut, mesin tersebut terawat dengan baik bahkan di daerah yang jarang dilalui orang-orang.
Setelah perjalanan mendaki, kami pun menuruni pegunungan menuju ke sebuah Danau. Di danau ini terdapat sebuah dermaga untuk perahu kayuh (berbentuk bebek, dll). Di dalam danau, hiduplah banyak ikan seperti ikan koi. Di atas dermaga terdapat sebuah stan yang menjual makanan ikan seharga 100 Yen.
Yesha begitu senang melihat ikan warna-wani berkerumun memperebutkan makanan. Air danau begitu jernih, udara di sekitarnya begitu segar, tampak juga beberapa tenda berkemah. Di kejauhan juga banyak orang berkumpul dan bernyanyi. Danau ini merupakan tempat wisata yang menyenangkan.
Ada juga sebuah aliran air di mana airnya dapat kita minum langsung, bahkan terdapat satu cangkir bertali yang sepertinya mengindikasikan bahwa aliran air tersebut dapat diminum.
Setelah perjalanan mendaki, kami pun menuruni pegunungan menuju ke sebuah Danau. Di danau ini terdapat sebuah dermaga untuk perahu kayuh (berbentuk bebek, dll). Di dalam danau, hiduplah banyak ikan seperti ikan koi. Di atas dermaga terdapat sebuah stan yang menjual makanan ikan seharga 100 Yen.
Yesha begitu senang melihat ikan warna-wani berkerumun memperebutkan makanan. Air danau begitu jernih, udara di sekitarnya begitu segar, tampak juga beberapa tenda berkemah. Di kejauhan juga banyak orang berkumpul dan bernyanyi. Danau ini merupakan tempat wisata yang menyenangkan.
Ada juga sebuah aliran air di mana airnya dapat kita minum langsung, bahkan terdapat satu cangkir bertali yang sepertinya mengindikasikan bahwa aliran air tersebut dapat diminum.
No comments:
Post a Comment