Setelah meraih piala Juara 2 Lomba Baca Do'a & Surat Pendek, Juara Harapan 1 Lomba Busana Muslim, Bintang Kelas 1 pada Laporan Mid Semester dan beberapa penghargaan lainnya pada Lomba 17an, Alhamdulillah Yesha dapat Bintang Kelas Pertama pada Laporan Semester Pertama yang dibagikan tanggal 18 Desember 2015.
Bermula dari keinginan memiliki Piala, prestasi Yesha semakin menanjak. Aku dan suami tidak pernah memaksa Yesha untuk belajar hingga saat ini. Kami merasa waktunya belum tepat. Kami membiarkan Yesha menentukan targetnya sendiri.
Ketika Yesha bertanya kenapa dia tidak mendapat Piala seperti beberapa temannya, maka kami memberikan penjelasan jujur bahwa temannya sudah lebih paham pelajaran dibanding Yesha. Kami pun menyarankan Yesha untuk lebih memperhatikan penjelasan Bunda(guru)nya, sehingga Yesha lebih memahami pelajaran dan kemungkinan dia akan mendapatkan piala.
Sejak saat itu, pengetahuan Yesha semakin bertambah. Yesha pun sering bangga mengabarkan bahwa pengetahuannya bertambah dengan cara menunjukkan kebolehannya.
Dengan prestasi Yesha yang kian naik, Yesha tidak menjadi sombong. Kami tidak pernah melihat dia mengumbar keberhasilannya. Mungkin karena Yesha pernah merasakan posisi di bawah (ketika dia belum bisa meraih piala).
Dengan bertambahnya pengetahuan Yesha, Yesha memiliki kegiatan tambahan yaitu menulis. Sehingga Yesha tidak hanya mengenal mainan, tetapi Yesha juga lebih mengenal buku.
Tidak memaksakan belajar pada anak, bukan berarti tidak memberikan fasilitas belajar apapun pada anak. Kami memberikan Yesha mainan magnet berbentuk huruf dan angka untuk mengenalkan Yesha pada alfanumerik. Dampaknya, Yesha pun sering bertanya, "Ini huruf apa, Bu?"
Sejak Yesha kecil, kami mengelilinginya dengan buku meskipun Yesha belum bisa membaca, agar kecintaan Yesha terhadap buku tumbuh sejak dini. Yesha sering mendongeng dengan caranya sendiri dari buku yang ia baca gambarnya.
Saran untuk para orang tua :
1. Jangan pernah memaksa anak untuk belajar terutama untuk anak balita karena usia balita adalah usia bermain. Jadi tidak sepantasnya memaksakan sesuatu yang tidak mereka senangi.
2. Rangsang keinginan belajar anak dengan memberikan fasilitas belajar yang menarik perhatiannya, bisa berupa mainan magnet, buku bergambar, lagu-lagu yang menyiratkan pelajaran, dsb.
Bermula dari keinginan memiliki Piala, prestasi Yesha semakin menanjak. Aku dan suami tidak pernah memaksa Yesha untuk belajar hingga saat ini. Kami merasa waktunya belum tepat. Kami membiarkan Yesha menentukan targetnya sendiri.
Ketika Yesha bertanya kenapa dia tidak mendapat Piala seperti beberapa temannya, maka kami memberikan penjelasan jujur bahwa temannya sudah lebih paham pelajaran dibanding Yesha. Kami pun menyarankan Yesha untuk lebih memperhatikan penjelasan Bunda(guru)nya, sehingga Yesha lebih memahami pelajaran dan kemungkinan dia akan mendapatkan piala.
Sejak saat itu, pengetahuan Yesha semakin bertambah. Yesha pun sering bangga mengabarkan bahwa pengetahuannya bertambah dengan cara menunjukkan kebolehannya.
Dengan prestasi Yesha yang kian naik, Yesha tidak menjadi sombong. Kami tidak pernah melihat dia mengumbar keberhasilannya. Mungkin karena Yesha pernah merasakan posisi di bawah (ketika dia belum bisa meraih piala).
Dengan bertambahnya pengetahuan Yesha, Yesha memiliki kegiatan tambahan yaitu menulis. Sehingga Yesha tidak hanya mengenal mainan, tetapi Yesha juga lebih mengenal buku.
Tidak memaksakan belajar pada anak, bukan berarti tidak memberikan fasilitas belajar apapun pada anak. Kami memberikan Yesha mainan magnet berbentuk huruf dan angka untuk mengenalkan Yesha pada alfanumerik. Dampaknya, Yesha pun sering bertanya, "Ini huruf apa, Bu?"
Sejak Yesha kecil, kami mengelilinginya dengan buku meskipun Yesha belum bisa membaca, agar kecintaan Yesha terhadap buku tumbuh sejak dini. Yesha sering mendongeng dengan caranya sendiri dari buku yang ia baca gambarnya.
Saran untuk para orang tua :
1. Jangan pernah memaksa anak untuk belajar terutama untuk anak balita karena usia balita adalah usia bermain. Jadi tidak sepantasnya memaksakan sesuatu yang tidak mereka senangi.
2. Rangsang keinginan belajar anak dengan memberikan fasilitas belajar yang menarik perhatiannya, bisa berupa mainan magnet, buku bergambar, lagu-lagu yang menyiratkan pelajaran, dsb.
No comments:
Post a Comment