Adalah suatu hari, aku sedang beres-beres di kamar Yesha. Aku sedang membereskan charger ponsel genggam yang terletak di atas prakarya Yesha. Aku yang agak tergesa-gesa mengambilnya, akhirnya merusak prakarya Yesha.
Prakarya yang berbentuk es krim dengan buah ceri di atasnya. Cone dan buah ceri diwarnai menggunakan krayon, sedangkan es krimnya terbuat dari kapas putih. Sebuah kapas lepas dari susunan es krim itu karena kecerobohanku.
Sebenarnya aku bisa saja mendiamkan kejadian itu. Toh, tidak ada yang melihat. Jika pun ada yang bertanya, aku bisa saja berpura-pura tidak tahu. Namun, aku ingin sekali mengajarkan kejujuran pada Yeshaku. Lalu, aku pun mengaku.
Saya : "Yes, ibu minta maaf ya gak sengaja merusak es krim Yesha. Kapasnya jadi lepas deh. Maafin Ibu ya, Nak".
Yesha : (dengan tenang) "Gak papa, Bu. Ibu kan gak sengaja. Nanti kita perbaiki sama-sama ya es krimnya".
Alhamdulillah.
Karena kejadian di atas kami budayakan di keluarga kami, maka tak jarang pula kami mendapatkan timbal balik yang baik sebagaimana di atas.
Ketika Yesha melakukan kesalahan, dia pun mengaku dengan rasa penyesalan yang dalam.
Aku pun bersikap layaknya Yesha, yang menanggapi dengan tenang dan menambahkan pesan untuk berhati-hati di lain waktu.
No comments:
Post a Comment