Aku yang sekolahnya dimulai dengan TK 0 (Nol) Besar, tidak mengetahui kurikulum seperti apa yang diajarkan pada anak-anak PAUD ataupun TK 0 (Nol) Kecil. Tak ku sangka di dalam report PAUD dan TK terdapat penilaian terhadap kebiasaan mengatakan tiga kata ajaib "maaf, tolong dan terima kasih".
Nilai Yesha terhadap penilaian itu pun dimulai dari penilaian "jarang" hingga "sering".
Teringat percapakanku dan pendiri sekolah Yesha yang pertama.
"Pembiasaan yang baik", begitu kata pendiri TKIT Mufidatul Ilmi Banyuasin. Beliau mengharapkan anak-anak diajarkan pembiasaan yang baik sejak dini. Pembiasaan akan sopan santun. Sehingga sekolah menetaskan anak-anak yang memiliki budi pekerti yang luhur.
"Wow", perasaan takjub pun hadir. Ternyata harapanku dan sekolah Yesha nyambung. Aku pun langsung mendaftarkan Yesha ke sekolah tersebut.
Yesha mulai diajarkan tata krama. Yesha diajarkan cara berinteraksi dan cara beribadah yang baik. Kuakui, kebiasaan sopan santun yang terbentuk pada Yesha saat ini tidaklah dihasilkan dalam waktu singkat. Proses yang kami (orang tua) lalui terbilang cukup panjang. Kesabaran, ketekunan, dan ketelatenan sangat dibutuhkan dalam proses ini.
"Dengan dibiasakan berbuat baik, in syaa Allah anak-anak kita nanti akan jadi anak yang baik pula", sambung pendiri sekolah Yesha tadi.
Sejak masuk sekolah, kami turut membantu sekolah melakukan pembiasaan yang baik di rumah. Yesha dihadapkan dengan kejadian-kejadian di mana dia diajarkan cara merespon dari kejadian itu. Yesha diajarkan berkata "maaf" ketika dia melakukan kesalahan. Yesha diajarkan kata "tolong" ketika dia memerlukan bantuan. Yesha mengucapkan "terima kasih" ketika dia telah mendapatkan pertolongan.
Tiga kata sederhana itu terus kami ulang. Ketika Yesha lupa mengatakan salah satu dari ketiga kata itu, maka Yesha kami ajarkan untuk menggunakan kata itu. Lalu, Yesha pun mengulang kembali responnya. Begitu terus hingga terbentuklah Yesha yang sekarang. Hal itu baru aku sadari tadi malam (25/11).
Yesha yang selesai berwudhu di halaman belakang rumah berkata, "Pak, tolong dekatkan keset kakinya". Dia meminta hal tersebut agar lantai rumah tidak basah karena air.
Yesha sudah sangat fasih dalam mengatakan tiga kata ajaib itu. Dia sudah sangat paham kapan harus menggunakan tiap kata ajaib itu. Pembiasaan yang baik merupakan proses yang panjang yang kami latih sejak dini.
Benarlah kata orang, anak itu ibarat kertas putih sedangkan kita orang tua adalah tintanya. Apa yang kita tulis di atas kertas itulah yang akan kita baca di kemudian hari. Orang tualah yang sangat berperan membentuk karakter anak. Sejak dinilah, kita harus melakukan pembiasaan yang baik sehingga hasil yang didapat akan baik pula.
No comments:
Post a Comment